Kemenangan bagi tim asuhannya PSCS Cilacap diakui sang pelatih, Gatot Barnowo, diraih dengan perjuangan yang cukup. Sejak awal dia sudah menduga dua kemungkinan yang akan terjadi di laga perdana, kemarin (15/4). Bermain klimaks, jika Taryono dkk bisa bermain lepas, atau sebaliknya bermain anti klimaks karena terbebani.
“Apa yang saya khawatirkan rupanya terjadi, adik-adik bermain anti klimaks. Banyak pemain yang tidak bermain maksimal karena terbebani bermain di laga pembuka,” kata Gatot.
Setidaknya ada tiga pemain yang dinilainya sama sekali tak maksimal. Wahyu Tri, Taryono, dan Julia Mardianus terutama yang terlihat paling terbebani. Lebih-lebih, Julia yang akhirnya blunder dan mengakibatkan terjadinya gol bunuh diri. Sementara duet maut Taryono dan Wahyu Tri juga tidak berjalan seperti biasanya. “Harapan saja jika Taryono dikunci dan tak bisa mengembangkan permainan, di saat itulah peran Wahyu Tri untuk ambil peluang. Tapi rupanya juga tidak berjalan keduanya,” kata Gatot.
Namun langkahnya menarik keluar Wahyu Tri dan menggantikannya dengan Gunaryo, dinilainya sebagai keputusan yang tepat. “Saya kira Gunaryo masuk saat stamina pemain lawan mulai melorot, menjadi energi tersendiri bagi tim. Hasilnya, tak mengecewakan,” ujarnya.
Dengan tidak berjalannya permainan ketiga pemain yang menjadi ujung tombak timnya, dinilai Gatot sebagai hal yang biasa. Anak-anak asuhnya bermain lebih pragmatif dari biasanya. “Padahal, pemain belakang Persipon tidak ada yang memiliki speed mumpuni. Tapi sayang, adik-adik tidak berhasil memanfaatkan celah itu,” katanya.
Mengenai pertandingan berikutnya di mana PSCS Cilacap akan bertandang ke Stadion Jalak Harupat untuk melakoni laga tandang pertama menghadapi Persikab Bandung pada, Selasa (22/4). “Kami akan lakukan persiapan yang lebih baik. Semoga pada pertandingan berikutnya adik-adik bisa tampil lebih ciamik,” ujar Gatot. (enk)
siip...
BalasHapus